Sebelum membeli UPS Baru



Lagi Masang UPS... seolah-olah saja..hihi
Berbekal dari pengalaman yang mungkin bermanfaat bagi yang sedang berencana untuk instalasi UPS. Sebenarnya saya kurang begitu memahami system kelistrikan yang komplek, apalagi untuk kelasan perusahaan, tapi kisah ini berawal dari kondisi UPS yang ada yang sudah tidak mampu mengkover kebutuhan yang ada, ditambah dihari libur suka adanya mati lampu dadakan dari PLN dan pas hari senin masuk kerja semua server dan peralatan jaringan mati semua.

Dari kondisi tersebut ada saya segera mengusulkan untuk membeli atau menambah UPS baru yang memiliki fitur otomatis shutdown server saat sumber kelistrikan dari PLN terputus. Setelah suatu proses berjalan akhirnya permohonan tersebut dikabulkan, tapi saya harus memikirkan seberapa besar KVA ( Kilo Volt Ampere ) dari UPS yang akan dibeli. dari pengalaman tersebut ternyata banyak sekali keilmuan yang bisa diambil, dan akhirnya saya memiliki kesimpulan tersendiri tahapan-tahapan yang harus dilalui sebelum memutuskan membeli UPS. Tahapan tersebut saya uraikan dibawah ini :

Berapa banyak server atau peralatan yang harus dikover dan dikoneksikan kedalam UPS ?
Hitunglah seluruh pemakaian daya konsumsi dari seluruh peralatan yang akan dikoneksikan kedalam UPS.

Periksalah berapa besar tahanan MCCB/MCB dilokasi anda.
Periksa juga system kelistrikan ditempat anda menggunakan listrik berapa phase ?
Dari item-item pertanyaan diatas, saya akan menguraikannya kenapa hal tersebut harus dilakukan.

 1. Berapa banyak server yang harus dikover dan dikoneksikan kedalam UPS ?

Sebelum membeli ups, hitunglah total dari berapa banyak colokan dari server atau peralatan tersebut yang harus dikoneksikan kedalam UPS, hal tersebut sangatlah penting untuk diperhitungkan agar pada saat UPS sudah dibeli, UPS mampu untuk mengkover dari jumlah kebutuhan port / colokan kelistrikannya itu sendiri. Sebenarnya colokan tersebut bisa dibuatkan jalur sendiri yang dipecah kedalam beberapa port lagi tapi hal tersebut kurang direkomendasikan karena dikhawatirkan adanya beban yang berlebih terhadap jalur kelistrikannya itu sendiri. Oleh karena itu penulis menyarankan untuk memiliki direct connection dari perlatan terhadap UPSnya itu sendiri. Berbeda tipe UPS berbeda juga jumlah dari portnya itu sendiri, dan pastikan UPS tersebut adalah UPS untuk pasar di Indonesia, supaya tipe dari portnya itu sendiri sesuai dengan standard Indonesia.

Hitunglah seluruh pemakaian daya konsumsi dari seluruh peralatan yang akan dikoneksikan kedalam UPS.

Langkah yang kedua adalah menghitung total beban dari serluruh peralatan. saya akan memberikan contoh untuk cara perhitungannya sendiri seperti dibawah ini :

No  Nama Peralatan                 Daya

    Server 1                                800 Watt
    Server 1                                800 Watt
    Monitor                                10 Watt
    KVM Console                         15 Watt
    Router                                  25 Watt
    Switch                                  25 Watt

Totalnya adalah : 1.675 Wat atau kita konversi ke  kva dengan online kalkulator ( http://www.dieselserviceandsupply.com/Power_Calculator.aspx#kvatokw ) maka didapat angka 1.340 KW atau 1.34 KVA

Untuk membeli UPS yang tepat sesuai dengan kebutuhan diatas, maka saya sendiri mengkalikan 2 X 1.34 KVA sehingga UPS mampu mengkover dari separuh kebutuhannya, dalam hal ini saya lihat kedalam spesifikasi UPS Liebert yang saya beli apabila sisa dari kapasitas battery 50 %, UPS mampu mengkover kurang lebih 15 menitan.

Periksalah berapa besar tahanan MCCB/MCB dilokasi anda
Hal ini untuk memastikan tidak adanya jumping di panel MCCB yang anda miliki, bayangkan apabila UPS yang kita beli memiliki daya 16 Ampere sementara MCCB yang dimiliki hanya 10 ampere, maka kelistrikan akan selalu jumping alias tidak kuat.

Periksa juga system kelistrikan ditempat anda menggunakan listrik berapa phase ?
Hal ini sangatlah penting, untuk memcocokan spesifikasi UPS yang kita beli dengan Phase kelistrikan yang kita miliki, apabila diperlukan, panggilah orang yang memahami kelistrikan supaya kebutuhan tersebut terukur dan cocok. UPS saat ini memiliki variant spesifikasi yang berbeda, dari yang 1 Phase sampai 3 Phase.

Tulisan diatas adalah pengalaman saya dalam membeli UPS baru yang saat ini memiliki daya 6 KVA, mengkover 6 Server, 3 Switch, 1 Router, 1 KVM dan Monitor, serta estimasi adanya pertumbuhan kebutuhan sebesar 2.5 persen kedepannya. Jadi sekarang saya tidak khawatir lagi apabila ada pemadaman listrik, karena UPS yang saya beli adalah SMart UPS yang mampu mengirimkan signal shutdown untuk server dengan parameter-parameter yang sudah ditentukan.

Nanti Saya akan membuatkan artikel mengenai konfigurasi Smart UPS untuk fitur otomatis shutdown, so pantengin terus syafari.com, silahkan kasih komentar apabila anda menyukai atau ingin menambahkan mengenai artikel ini.

Tukang Nulis : R003! 4lf!4n W0eht4r [newrobix@gmailcom] ~ Jagad-internet

Penulis memiliki hobi mengutak-atik perangkat jaringan dan system infrastruktur.. dan tulas-tulis pada sebuah blog ini yang tujuannya supaya bisa menambah teman dan bertukar informasi.

:: ! ::

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Sebelum membeli UPS Baru"

Posting Komentar